Kamis, 04 Juli 2013

Diana’s Lovely


“ Yasudahlah, kalau memang kamu nggak bisa datang hari ini. Aku nggak meminta kamu buat datang lagi. Kamu sudah terlalu banyak mendapat maaf, aku sudah capek, aku nggak kuat harus memaafkan kamu lagi. “ cerca Diana pada orang diseberang.
“ Tapi sayang, maafin aku. Hari ini hujan deres banget. Kamu sendiri tau kalau aku punya trauma berkendara waktu hujan. Tolong mengerti keadaanku kali ini. “ pinta orang diseberang pada Diana.
“ Sudahlah.! Aku sudah lelah. Terserah kamu mau bicara apa dengan alasan-alasanmu itu. “
Klik, telfon diputus Diana tanpa basa-basi lebih lama. begitulah hubungan Diana dengan Rico, cowok  yang sudah hampir sethun ini menjabat sebagai kekasih Diana. Sore itu, seharusnya Rico sudah duduk manis di rumah Diana, tapi harapan indah Diana itu pupus sudah.  “ Sabar Di, mungkin memang di rumah Rico lagi hujan. Sabar ajalah. Tenangin dirimu. “ kata Nia, sahabat sejati Diana.
            “ Tapi ini sudah empat kali dia ingkar janji dalam seminggu Ni. Aku sanagt kecewa. “ kata Diana lalu meneteskan air matanya.
“ Sudah, jangan nangis. Suatu saat, Rico pasti bisa mengerti apa yang kamu mau Di. “ hibur Nia. Diana terus saja meneteskan air matanya. Matanya mulai memerah. “ cupcupcup, sabar ya. “ lanjut Nia seraya menghapus air mata Diana.
“ Aku kangen banget sama dia Ni. Tapi kenapa dia nggak bisa meluangkan waktunya sebentar saja buat aku. Aku ingin bisa tertawa bersama dia seperti dulu. Aku ingin juga merasakan jadi pasangan yang normal. ” kata Diana ketika sudah berhenti menangis.
“ Itulah konsekuensi hubungan jarak jauh Di. Kamu harus kuat jalani ini semua. Lagi pula, sebentar lagi liburan, Rico pasti bisa membenahi semua kesalahannya. “ kata Nia. Diana mencoba meresapi makna kalimat Nia itu. Dan akhirnya ia bisa memaafkan Rico, kekasihnya itu. Lagi-lagi Nia-lah yang menjadi mediator diantara hubungan sahabatnya itu.
“ Makasih ya Ni. Kalau saja nggak ada kamu, aku pasti sudah lama meninggalkan Rico dengan sikap kekanak-kanakanku. “ ucap Diana lalu memeluk sahabatnya itu denga  penuh rasa haru.
***
            Siang itu udara kota Bandung sedang sejuk-sejuknya. Dihalaman belakang rumahnya, Diana terlihat sedang asyik membuat sketsa lukisan pemandangan kesukaannya ditemani secangkir teh hangat yang nikmat. Tiba-tiba Diana tidak sengaja menyenggol suatu barang, setelah dilihat, ternyata itu HP-nya. Sejenak Diana teringat pada kekasihnya. Sudah berapa lama aku nggak pegang HP ini? Kenapa nggak ada SMS satupun dari Rico?,batin Diana.
To : Rico
Kamu lagi ngapain?
            Setelah SMS itu terkirim, Diana kembali melanjutkan kegiatannya membuat sketsa gambarnya. Tidak lama kemuadian sketsa itupun selesai. Ketika melihat layar di HP-nya itu, tidak ada satupun pesan yang masuk. Perasaan Diana mulai gusar.
To : Rico
Kenapa nggak bales sms ku? Kamu dimana?
SMS itu Diana pastikan sudah benar-benar terkirim. Tapi sudah lima menit berlalu, Rico belum juga membalasnya. Diana sudah tidak sabaran. Dikirimkannya lagi satu SMS.
To : Rico
Kamu kemana sih?!!
            Diana terus menunggu balasan dari Rico. Tapi yang ditunggu tak juga datang. Jika dengan SMS saja Rico tidak membalas, jadi harus pakai cara lain, satu-satunya hanya dengan menelfon Rico! Hanya itu yang terlintas dibenak Diana. Dan ketika telfon sudah diangkat oleh yang ada diseberang sana…. “Kamu kemana? Kenapa nggak kasih kabar? Kenapa kamu nggak bales sms-ku? Sesibuk itukah dirimu? “ tuduh Diana membabi buta. Emosinya terlampiaskan begitu saja, hingga ia tak sadar air matanya sudah mulai membasahi pipinya yang seperti bakpau itu.  
“ Sssssttttt…, jangan marah-marah dulu sayang. Mending sekarang kamu buka pintu rumah deh “ jawab Rico dengan lembut dan santai. Setelah Diana membuka pintu rumahnya….dilihatnya seorang cowok yang begitu tampan dan rapi berdiri tegak sambil memegang sebuah boneka panda, boneka yang selama ini diinginkannya dalam hati.” Ini, buat kamu “ kata Rico seraya memberikan boneka itu pada Diana.
            Diana sangat terharu dengan semua kejadian ini. Dia diam terpaku dan tak tahu harus berbuat apa. Tetesan bening air mata kembali menetes hari itu. “ Hei..,hei…,hei.., jangan nangis dong sayang. “ kata Rico lalu menghapus air mata Diana perlahan, lalu ditariknya Diana dalam dekapnya untuk beberapa detik. “ Ini semua aku lakukan untuk membahagiakanmu dan untuk menebus semua kebodohanku selama ini. Maaf ya sayang. “ kata Rico lalu mengelus lembut rambut pendek Diana. Diana hanya dapat mengangguk pelan dalam tangisnya yang belum juga berhenti. Dan kini, ia benar-benar tahu bahwa kekasihnya selama ini sayang menyayangi dirinya. Dan tanpa Rico dan Diana sadari, sepasang mata misterius itu sedang memandangi mereka dengan senyum indah mengembang.
TAMAT

Tidak ada komentar:

Posting Komentar