Sabtu, 18 Agustus 2012

To BE Continue ---------> Sahabat Tercinta


Tepat seperti janjinya padaku tadi sewaktu istirahat, Efra membelikan aku es krim kesukaanku. Wah, sudah lama Efra tidak membelikan aku es krim begini. Untunglah dia sedang berbaik hati. Kami memakannya bersama dirumahku. Kebetulan rumah kami berdekatan, jadi Efra tidak perlu jalan terlalu jauh kalau pulang dari rumahku. Hemmm, enak sekali. Aku rindu suasana bersama begini. Tapi, waktu selalu berjalan cepat disaat aku sedang menikmatinya. Efra harus pulang karna langit sudah menyemburkan warna jingganya.
            Sudah beberapa hari ini Efra dan aku jalan bareng sama Gita. Dia anak baru yang aku dan Efra kenal di sekolah ini. Dia anak yang ramah, baik, dan mudah bergaul. Aku dan Efra mulai nyaman bersamanya. Sore itu kami bertiga berniat pergi bersama ke mal terdekat. Kata Efra hari itu ada film baru yang ditayangkan. Kami lihat bertiga. Saat sudah mendapat tiket, Efra memberi aku tiket yang bersebelahan dengannya. Tapi sepertinya Gita tidak begitu menyukainya. Jadi aku mengalah dan memberikan tiketku padanya. Semenjak keluar dari studio bioskop, Gita dan Efra semakin dekat. Mereka mulai melupakan kehadiranku. Aku jadi sebel melihatnya. “ Jo, kamu pulang naik taksi sendiri gapapa kan? Aku mau antar Gita dulu, kasihan dia, rumahnya jauh banget. “ kata Efra saat kami sudah keluar dari mal.
“ Iya deh. Motor kamu juga nggak cukup buat bertiga. Hati-hati ya di jalan. “ kataku lemas lalu berlalu meninggalkan mereka berdua dan mencari taksi.
            Saat taksi sudah melesat meninggalkan mal itu, aku sempat melihat Efra dan Gita berboncengan. Sepertinya Gita dan Efra saling menyukai. Gita tampak sangat senang bisa berboncengan dengan Efra, begitu juga sebaliknya. Tanpa aku sadari, perlahan ada rasa kecewa yang timbul dihatiku. Rasanya semakin lama, semakin sakit.

            Semakin lama, Gita dan Efra lebih sering jalan berdua. Mereka mulai mencampakkan aku. Hingga sore itu, aku memutuskan datang ke rumah Efra. Aku ingin menanyakan langsung apa maksud semua ini. Aku sudah tidak tahan menjadi bayangan terus begini. “ Efra, kamu suka sama Gita ya? “ tanyaku langsung saat Efra meletakkan minuman untuk kami berdua.
“ Kamu ngomong apa sih Jo? Kita hanya sahabat. “ jawab Efra dingin dan cuek. Tidak ada lagi suara lembut dalam kalimat itu.
“ Jujur aja, aku sudah lihat perubahannya Efra. “ jawabku polos. Tersirat rasa kecewa pada kalimatku. Entah kenapa, rasanya tiba-tiba begini. “ Kalau benar kamu suka sama Gita, tenang aja, cinta kalian nggak bertepuk sebelah tangan kok. Kemarin, aku sudah tanya pada Gita, dia mau jujur tentang perasaannya ke kamu. Dia suka sama kamu. “ lanjutku menjelaskan. Efra sepertinya terkejut dengan kalimatku barusan.
“ Kamu salah Jo. “ jawab Efra singkat.
“ Maksud kamu? “ tanyaku bingung.
“ Joice….aku suka sama kamu. Bukan sama Gita. “
“ Tapi kamu begitu dekat sama Gita. Udahlah, jangan bohongi aku Efra. “
“ Aku suka kamu Joice, bukan Gita. Selama ini aku nggak mau mengungkapkan perasaan ini, karna aku selalu takut kamu menolak aku dan akhirnya persahabatan kita hancur. “ kata Efra lalu meletakkan tangannya erat dipipiku.
“ Tapi kenapa kamu justru lebih dekat dengan Gita? “
“ Itu karna, aku ngerasa kalau kamu nggak punya persaaan yang sama Jo. Kamu nggak pernah memperlihatkan perasaanmu. Selagi ada Gita, aku manfaatkan dia untuk objek penggantimu. Supaya aku bisa melupakan perasaan ini. “ Efra menjelaskan semuanya. Dengan suara yang sangat lembut, suara yang selalu aku rindukan. Perlahan entah mengapa, air mataku menetes. Dengan cepat Efra menghapusnya lembut.
“ Efra, aku….ummm.. aku juga menyukai kamu. Aku juga menyayangi kamu. Tapi, aku nggak bisa menerima cinta itu. Aku nggak mau Gita bersedih. Aku juga nggak mau suatu masalah kecil dalam hubungan kita justru menjauhkan kita nantinya. “ jelasku lalu menundukkan kepala.
“ Aku selalu menghargai keputusanmu Joice. Aku akan lakukan apapun demi kebahagianmu. Aku nggak akan jadi kekasihmu tak apa. Asalkan aku bisa selalu bersamamu dan membuatmu tersenyum. “ kata Efra tanpa melepaskan tangannya dari pipiku dan tersenyum lembut padaku.
“ Aku percaya kamu nggak akan membuat aku bersedih. Tolong bahagiakan Gita. Jadilah kekasihnya demi aku. Karna kebahagiaannya, berarti kebahagiaanku juga. “ pintaku pada Efra.
“ Aku akan lakukan itu demi kamu Joice. Aku janji. Tapi bolehkah aku menganggapmu sebagai sahabat tercintaku? “
“ Why not? “ kataku lalu tersenyum padanya.
“ Terima kasih Jo “  kata Efra lalu menarikku dalam dekapan peluknya yang lembut dan hangat. Aku juga membalas pelukan itu.
Dan semenjak kejadian itu aku, Efra, dan Gita bersahabat baik. Efra menepati janjinya. Dia meminta Gita menjadi kekasihnya satu bulan kemudian. Mereka sudah menjadi sepasang kekasih sekarang. Dan aku, akan selalu menjadi bayangan untuk mereka. Gita tampak sangat bahagia. Bagitu juga aku dan Efra. Kami memiliki persahabatan yang sejati hingga kami lulus SMA. 
“ Berkorban demi kebahagian sahabat kita merupakan hal yang menyenangkan. Walau hal itu terkadang membuat hati kita sendiri sakit dan terluka. Itu bukanlah masalah jika semua sahabat kita merasa senang. Begitu juga yang dilakukan Joice. Walaupun dia harus selalu menjadi bayangan, tapi dia berjiwa besar mau mengorbankan hal berarti dalam hidupnya demi Gita, sahabat barunya yang sangat dia sayangi.“     
 TAMAT

Jumat, 17 Agustus 2012

Upacara 17 Agustus 2012

Hayyyy, udah lama nggak posting. Aku ada beberapa percakapan aneh hari ini. Mulai dari kebodohan sampai kecerobohan.
Percakapan ini terjadi waktu aku jaga upacara 17 Agustus 2012. Ada adek kelas yang tiba-tiba pusing, sebagai anak pmr yang baik *padahal sering bolos*  aku bantuin adek itu. Terakhir aku dapet korban itu beberapa bulan yang lalu. Itu juga cewek, kakak kelas pula. kapan coba ada cowok cakep tiba-tiba sakit, trus aku yang bantuin *plak*
Nama adek kelas ini Mrs.M. Berikut percakapannya.

A : kamu pusing dek?
M : iya mbak
A : ayo ke UKS.
M : nggak mau mbak.
A : *bingung*(sakit tapi nggak mau ke UKS, padahal UKS kan dingin gitu, sejuk.) Trus kamu mau kemana dek?
M : *diem aja*
A : kamu sementara duduk sini aja ya, nanti kalau udah baikkan ke kelas, kalau belom ke UKS.
M : iya mbak.

Terkadang aku bingung sama adek kelas. Enak lhoh di UKS itu. Bisa tiduran, sejuk pula. Kenapa nggak mau? Kalau aku, mending nggak masuk sekolah dari pada masuk UKS yang, sumpah malesin. Pasti kena ceramah ibu-ibu penjaga UKS.
Setelah upacara selesai, adek itu kayaknya masih sakit.

A : dek, kamu tak anter ke UKS aja ya?
M : *cuman ngangguk*
A : masih kuat jalan? *jangan bilang 'nggak'. aku nggak kuat gendong dek*
M : masih mbak.
A : ayo dek, UKS sebelah sana.
M : *ngangguk lagi*
A : kelas berapa dek?
M : tujuh enam mbak.

Sampai di UKS udah ada guru yang ngurus. Aku jadi dapet tugas tambahan ngambil tasnya adek itu. Kelasnya di atas pula, capek.

A : dek, temen mu.....
semua adek kelas 7.6 melongo liat aku yang nyelonong masuk, trus ngasih pengumuman teriak".
A : bentar dek, aku nggak tau namanya. *turun lagi ke UKS nanya mana itu anak. Naik lagi buat nyari tasnya lagi.
A : DEK, TEMENMU ADA YANG NAMANYA M****** ?
adek kelasnya ngangguk-ngangguk.
A : Tasnya mana ?
adek kelasnya, lagi-lagi melongo liat aku ngomong. Hiiiiiihhhh, diajak ngomong malah pada melongo. Akhirnya ada anak cewek, temennya yang ngasih aku tasnya si M******.
A : he dek, temenmu ada di UKS sekarang. Di absen ya!! *kataku sebelum pergi dari kelas nyebelin itu* dan tanggapannya mereka, hanya tatapan tanpa arti. Huuufftttt.....
Udah adek kelasnya nggak aktif, aku ke 7.6 sendiri pula. nasib-nasib. Tapi enaknya, aku jadi nggak kepanasan waktu upacara.

Minggu, 12 Agustus 2012

LIBURAN

tanggal 9 Agustus 2012
=> niatnya gowes bareng sepupu ke tanggulangin, eh, nggak taunya malah nyasar ke tempat pembangunan jalan tol arteri porong -______-"
akhirnya kami pulang dengan napas ngos-ngosan. sebelum pulang ke rumah, aku main dulu ke rumah sepupu, numpang belajar gitar. Lumayan lah.

tanggal 10 Agustus 2012
=> niatnya sih renang bareng sepupu, tapi tempat renangnya tutup -_____- balik pulang deh. tapi tetep nggak lupa numpang belajar gitar lagi :D.


tanggal 11 Agustus 2012
=> sepupu yang dari luar pulau dateng, aku jemput dia didepan perumahan, capek banget.

Rabu, 08 Agustus 2012

Sahabat Tercinta
“ Efra tunggu aku !!! “ teriakku padanya. Efra hanya menengok kearah datangnya suaraku tanpa kata.  Dengan nafas yang masih terengah aku berusaha bicara dengan Efra. “ Kamu masih marah sama aku ya? “ tanyaku padanya saat posisi kami sudah  sejajar.
“ Enggak. Aku sudah lupa masalah kemarin. “  jawabnya santai, cuek, tapi masih dengan suaranya yang lembut.
“ Makasih Efra. Kamu baik banget deh. “ kataku berpura-pura menjadi gadis manis. Efra menatapku sesaat dengan lekat, lalu memalingkan wajahnya.
“ Beberapa detik lagi pasti Mr. Andre masuk kelas. Gimana kalau kita lari? “ tawar Efra padaku. Aku menjawab tawaran itu dengan menganggukkan kepala. Lalu Efra mulai menghitung dari satu sampai tiga, dan akhirnya  kami lari bersama hingga masuk kelas.
            Untung saja tebakan Efra tentang Mr. Andre benar. Kami lari sekencang-kencangnya hingga bisa sampai di dalam kelas dengan tepat waktu. Baru saja aku duduk dibangku, Mr. Andre sudah masuk dan memulai pelajaran pagi itu. Hemmmm…..kalau dipikir-pikir punya sahabat seperti Efra memang menyenangkan dan menguntungkan. Wajahnya yang mudah mempesona siapapun cewek yang melihatnya membuat aku terkadang bangga memiliki sahabat sepertinya. “ Husshh!! Bengong terus. Kerjain itu tugasnya. Mau kamu dihukum? “ Efra membuyarkan lamunanku.
“ Iya iya bos besar, aku kerjakan sekarang. Dasar bewel! “ gerutuku. Efra hanya menanggapi kalimatku dengan tatapan sinis. Baru saja aku akan menuliskan hasil penghitunganku, terdengar Mr. Andre memanggil “ Joice Putri maju dan kerjakan! “ sambil berjalan ke papan tulis aku mengutuki diri dalam hari, kenapa harus aku yang dipanggil pertama? Dasar guru menyebalkan.
            Hari yang aku lewati bersama dengan Efra sudah dimulai sejak kami satu sekolah saat SD. Dia teman terbaikku. Disaat aku terkena cacar, dan semua teman menjauhi aku, hanya Efra yang dengan senang hati menjenguk aku dan membawakan buah kesukaaanku ke rumah. Kami berteman dengan sangat baik. Terkadang juga Efra memposisikan dirinya sebagai Abang bagiku. Dan aku, selalu manjadi adik yang nakal baginya.
            Aku selalu bangga pada Efra. Dia selalu membimbing aku kejalan yang benar. Dari dulu hingga sekarang, dia tidak pernah berubah, selalu baik. Terakhir kali Efra marah padaku, beberapa hari yang lalu. Itu juga karna aku salah. Aku diam saja saat ada teman lain yang mengejek aku habis-habisan. Efra bertindak, ia tidak terima aku diperlakukan begitu. Ia memaki balik anak-anak itu lalu memarahi aku. Efra bilang aku selalu terlihat lemah, aku tidak pernah bisa menyelamatkan diri sendiri dari musuh, katanya. Dan sejak itu aku sadar, kalau dalam hidup aku harus bisa mandiri. “ Joice!!!! Kamu dengar aku bicara nggak sih? Kenapa kamu nggak kasih tanggapan? “ Efra selalu menyadarkan aku, seperti sekarang, dia membuyarkan lamunanku lagi.
“ Aduuhhhh..!! Telingaku bisa rusak kalau kamu terus teriak gitu Efra. Aku dengar kamu kok. “
“ Kenapa kamu nggak kasih tanggapan kalau kamu dengar? Aku sudah minta tanggapan dari tadi Jo. “ suara Efra mulai terdengar menurun satu oktaf.
“ Tanggapan? Kamu nggak minta apa-apa Efra, minta tanggapan apa? “ ups, aku keceplosan. Pasti sebentar lagi Efra marah karna tidak aku dengarkan.
“ Ketahuan deh kamu. Jujur aja sama aku Jo, kamu kenapa? Apa yang kamu pikirkan dari tadi? “ nada bicara Efra mulai dingin. Pasti marah dia, batinku.
“ Emm, Efra jujur deh. Aku emang tadi nggak dengerin kamu ngomong. Aku lagi mikirin masa kecil kita. Lucu banget. “ kataku polos. Percuma berbohong pada Efra, dia pembaca pikiran yang cerdas, pasti susah membohonginya.
“ Anak aneh. “ hardiknya padaku. “ Harusnya yang kamu pikirkan masa depan, bukan masa kecil. “ lanjut Efra lalu mencubit pipiku, sakit sekali.
“ Eh, main cubit sembarangan. Sakit tahu. Kamu kira aku ini boneka apa? “ kataku lalu cemberut, bete banget.
“ Bukan, tapi kamu mirip boneka. Udah tembem, kelewat polos pula. “ ledek Efra lalu tertawa. Tertawanya lepas sekali, tanpa beban. Membuat kantin yang penuh manusia semakin berisik, udah gitu rambutku diacak-acak pula. Dasa cowok ngeselin, makiku dalam hati. “ Ngambek deh Joice. Maaf, Jo. “ lanjutnya. Tawanya yang lepas sudah mereda. Aku tidak menjawab dan memalingkan wajah. “ Kalau kamu mau maafin aku, nanti pulang sekolah aku belikan kamu es krim ya? “ Efra mulai menggerncarkan rayuannya. Mendengar kata ‘es krim’ pada kalimat itu, spontan aku menatap Efra lalu tersenyum padanya. Aku sangat suka es krim, apalagi kalau gratis.



To Be Continue ------> 

Si Kotak Kardus dan Rencanaku

Blogersssss
i miss you guys.. >_<
aku udah beberapa hari ini liburan dengan hampa dirumah. Bingung mau ngapain dan kemana. Ujung-ujungnya aku cuma bisa nulis cerpen yang kebanyakan malah pengalaman pribadi *hadeh*
Kalau sekolah banyak tugas males, tapi kalau kebanyakan nganggur dirumah bingung. *dasar manusia*
Btw, akhir-akhir ini aku lagi suka jalan bareng sepupuku. Kita layaknya bonek guys. Dengan uang seadanya memberanikan diri naik kereta ke Surabaya. Lumayan lah sekalian cuci mata. Niatnya gitu sih pertamanya. Tapi semua sirna waktu aku ketemu "Mas Kotak" DKK didalem gerbong kereta api.
Sumpah, males aku ketemu "Mas Kotak" itu. Emang sih aku sempet nge-fans gitu sama dia, tapi lama-lama kalau dilihat "Mas Kotak" ini kok jadi KEPEDEAN?
Bikin eneg. *frontal deh*
Oke deh, lupakan masalah "Mas Kotak" itu, ntar ada yang cemburu *N.S*
wkwkwkwk :D
aku punya beberapa rencana liburan ini, tapi pasti susah terwujud,
=> rencana pertama, aku pingin banget ke Taman Wisata Mangrove. Kayaknya kalau dilihat dari gambar dikoran kemarin kok tempatnya seru gitu.
=> rencana dua, aku pingin beli CONAN lagi, yang banyakkkkkkkk....tapi pasti susah ngewujud'innya.
=> rencana ketiga, nah yang ini masih rahasia.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Pondok Kasih


Pondok Kasih #part 1

Hari ini pertama kalinya diadalan Pondok Kasih. Itu perkumpulan rutin anak Kristen sama Katholik di sekolahku. Panitia tahun ini semuanya dari kelas 9. Seru banget hari pertama. Ada beberapa panitia yang ngebuat aku kagum dan nge-fans sama mareka.

Kak Yesi
Dia yang ngiringin nyanyian selama ibadah. Cara mainnya itu lho, sumpah keren. Kak Yesi ngiringin pujian dibantu pak Amos, guru agama kami. Balik ke Kak Yesi. Jujur, aku kagum sama kakak satu ini. Bisa main gitar,biola,pianika,dll. Pemusik gereja juga. Aduh, so perfect. Kak Yesi juga orangnya baik, ramah, dan setau ku, dia pinter. Kece baudzzzz..

Kak Bagus
Orangnya humoris. Duduk disampingnya pak Osman. Tau beberapa sejarah agama. Pinter, berprestasi, dan nggak narsis. Kak Bagus ini, baiiiikkkkk buanget. Sabar pula. Kak Bagus peganga bagian IT, atau pengatur LCD lah pokoknya. Orangnya juga ramah sama adek kelas.

Kak Raden
Kakak yang ini, alimmmm buangettt. Dia anak pertama yang mau kesaksian di depan kami semua. Orangnya pinter. Walaupun agak jahat, tapi jahatnya kak Raden itu bijaksana. Dia sebagai pemimpin pujian di ibdah ini.

Pond           Pondok Kasih #part 2

Hari ini Pondok Kasih hari ke-2. Kami semua nggak selengkap hari pertama. Ada beberapa yang nggak dateng, males mungkin. Tapi, buat yang nggak dateng hari kedua pasti nyesel. Nggak kebagian nobar sama yang lain. Film yang diputer seru banget. Waktu liat film, aku, mrs. E, mrs.D, mr R, sama mr B malah ketawa-ketawa dipojok. Untung adek kelas nggak liat. Waktu filmnya mulai adegan yang nangis-nangis gitu, ada adek kelas yang nangis, cowok pula. Aku jadi ikutan terharu. Tapi nggak jadi ikutan nangis, soalnya adek kelasnya unyu-unyu gitu. Tembem. *kayak aku* hehehehe


Kamis, 02 Agustus 2012

Curcol

Banyak cerita yang udah terbentuk blogerssss
mulai susah sampai seneng.
Yang seneng dulu ya,,,.... skip =>
1. Aku jalan bareng Nisa lagi, kita main bareng
2. Aku bisa tuntas nyelesai'in presentasi Biologi
3. Aku udah bisa seneng-seneng sama temen-temen PANDAWA. anaknya kocak semua. tiap hari bisa bikin aku ketawa. Terutama Bayu, duduk dibelakangku. Dia suka ngomong ceplas-ceplos gitu. Tapi pinter bercanda. Belom lagi ada "GENTONG" yang super gedeee banget. Aku nggak berani sama dia. hehehe, *damai Bay*

Yang susah.....skip =>
1. OMG, Tuhan memberi aku temen satu kelompok anak itu. Bukannya apa-apa sih. Tapi aku jadi serba susah. Mau nyuruh ini, takut nggak selesai, suruh itu takut dia nggak bisa. *sabar hannn..*
2. Aku masih punya tanggungan tugas makalah sama PP. Si Dhowi tuh, katanya mau bantuin ngetik, malah main game. Frustasi aku negur dia.
3. Temen lamaku di kelas 7.1 banyak masalah sama adek kelas. Adek kelas nggak tau diri. udah bikin kakak kelas masuk siang, kontrofersi pula. *emosi*
4. Aku punya tugas BK, buat surat teguran halus ke temen. Aku bingung mau kasih ke sapa. ada dua pilihan. Tapi, mending yang satu kelas aja deh kayaknya. Lebih sabar menghadapi cobaan, nggak gampang nyolot.


Blogeerssss sekian dulu ya ceritaku. Makalahnya nggak selesai nih. keburu DL